#1

Hai

Sudah lama aku tidak menuliskan isi pikiranku di laman ini,
Sejak hujan bulan Juni tahun lalu rasanya.

Apa kabar? 
Semoga baik-baik saja, seperti saat aku terakhir bertemu kamu di festival kesenian yogyakarta saat itu. 

Setelah pikiranku mencari arah, bagaimana untuk menyelesaikan rasa ini dengan sepihak, bagaimana menyudahi apa yang selama ini belum menjadi sudah,
Akhirnya akan menjadi akhir.


Setelah perjalanan hampir lebih dari empat puluh delapan bulan,
Semoga ini menjadi akhir.

Akhir untuk mengakhiri perasaan temanmu ini, teman baik ku.

Rasa yang terus tumbuh, walaupun aku bersama oranglain. 
Jahat ya temanmu ini.

Hehe

Maaf, rasa yang ku pendam sangat dalam sudah seperti air putih yang terbiasa aku minum setelah aku bangun tidur,
Ya, rasanya sudah biasa.

Tapi, setelah bulan Juni tahun lalu sebelum aku menutup laman ini untuk konsumsi pribadi saja dan bertemu kamu aku beranjak dari pikiranku sendiri.

Seharusnya aku tak begini.
Seharusnya aku bisa memiliki rasa yang semestinya, dua arah.

Aku coba membiasakan diri untuk berani merangkai percakapan tidak penting, untuk membiasakan aku berteman dengan kamu.
Sungguh-sungguh menjadi teman, tanpa ada perasaan jatuh cinta di dalamnya.

Tuhan ku memang hebat, Tuhan ku tau aku akan meluruhkan segala perasaan tak terbalas ini.
Oleh karena itu, Tuhan mentakdirkan kamu untuk memiliki orang terkasih yang baru.

Memang, aku menangis saat kamu unggah fotonya di akun pribadi kamu.
Dan tentu saja, aku ucapkan selamat untuk kalian semoga saling memberi bahagia.

Sedangkan aku?
Masih sibuk meluruhkan rasa ini, yang selalu untuk kamu temanku.

Dan tahun ini adalah tahun pertama ku untuk tidak mengucapkan selamat ulang tahun ke kamu.
Selain karena ada kekasihmu karena aku tegas untuk meluruhkan rasa ini.

Temanku, aku rasa dia perempuan yang tepat untukmu.
Aku senang, walaupun sisi lain aku harus mundur beribu langkah untuk tidak merengek saat aku terjatuh atau kamu menelpon ku secara tiba-tiba untuk mengucapkan selamat atas pencapaianku.

Aku turut bahagia atas kebahagiaan kalian.
Jikalau aku mengenalnya, akan aku sampaikan suatu hal ; Hai mbak, kamu perempuan yang beruntung bisa bersama orang yang aku sayang sejak aku masih duduk di bangku sekolah. Dia orang yang hangat, baik, rajin ibadah, asik, loyal, pintar tidak hanya di bidang yang ia tekuni.. dan dia sosok laki-laki yang bertanggung jawab. 

Karena ketegasanku ini, bukan berarti kita tak akan lagi menjadi teman baik.
Mungkin saja kita akan menjadi teman yang lebih baik dari sebelumnya tanpa perasaan jatuh cinta yang aku miliki, sendiri.







Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.