November

Halo
Malam ini hari Jumat, di saat aku sudah memasuki dunia profesi yang memasuki bulan keenam
Aku mendapatkan tugas di Rumah Sakit Daerah di selatan Kota Yogyakarta, waktuku untuk belajar cukup dua tahun.

Tahun 2019 akan segera berakhir,
rasanya baru kemarin aku canangkan beberapa target hidupku,
mulai dari pencapain IPK minimal yang harus aku dapatkan hingga handphone  impianku.

Puji syukur, semuanya sudah aku dapatkan termasuk kesempatan menjalani dunia profesi ini.


Enam bulan berjalan.
dibukakan mata ku bahwa hidupku tak melulu tentang aku,
puluh hingga ratus orang yang menangis karena orang yang disayanginya terbaring lemah kesakitan,
belum lagi perihal biaya, dan beban psikologis baik dari orang yang sakit atau keluarganya.

Saat pagi hari, mendatangi mereka untuk menanyakan bagaimana keadaan mereka saat ini setelah berbagai macam cairan, dan obat memasuki tubuh mereka.
Senyum renyah dan sapaan selalu menyapaku, walaupun terkadang aku mengganggu waktu istirahat mereka yang kelelahan.

Aku yang kadang beragkat ke Rumah Sakit dengan perasaan kesal karena jalanan macet,
tiba-tiba runtuh melihat rasa sakit banyak orang yang berada di atas bed bertuliskan RSUD P.

Perasaanku tiba-tiba digetarkan dengan ucapan terimakasih mereka,
walaupun aku hanya menyentuhnya lembut untuk membenarkan selimut mereka yang kebetulan saat itu tak menutupi tubuh mereka sepenuhnya.

Apakah ada jelmaan Tuhan dalam bentuk manusia?
Mungkin berlebihan,
namun ada beberapa orang yang menganggapnya begitu.

Sungguh,
aku mencintai apa yang aku kerjakan saat ini,
semoga akan terus begini,
yang tidak akan membuat aku lelah untuk terus membaca.

Amin...

#3

Ibu

Mungkin bagiku dulu sulit untuk terucap kata ibu dari mulutku,
Perlu beberapa waktu untuk aku terus berlatih menyebut panggilan itu untuk wanita yang melahirkanku.

Sekarang, usiaku sudah kepala dua
Dan dibelakangnya ada angka dua.

Sekarang, perempuan paruh baya itu sudah ingin melihat anaknya memakai jas putih kebanggan profesi impian putrinya. 

Ibu

Sakit yang aku rasakan, tidak sesakit apa yang ibu rasakan selama ini.

Ibu

Lelahku untuk memahami materi kuliahku, tak sebanding lelahmu untuk memenuhi biaya kuliah ketiga anakmu.

Ibu

Kata-kata pahit yang kadang masih aku lontarkan saat aku dikuasai emosi, tak akan menghilangkan rasa cintamu padaku. Iyakan?

Ibu

Setiap hinaan pria yang katanya pernah menyayangiku, tak sepedih saat kau melihat anakmu menangis bukan? 

Ibu

Rasanya aku ingin mengulang waktu, saat aku dan Ibu masih dapat meluangkan waktu lebih lama lagi. Hanya sekedar memasak bersama di dapur, atau mencuci baju.

Ibu

Amarah Abah tak usah kau hiraukan, lelahmu jangan kau rasakan sendiri.

Kita bertiga dan kakak perempuan baruku akan selalu hadir untukmu,
Juga untuk abah. 

#2

Ada yang pernah bilang begini, 
Kamu tidak bisa melupakan masa lalumu mungkin karena dua hal,
Bisa saja kamu tidak bisa melupakan orang itu atau kamu hanya tidak bisa melupakan kenangan yang pernah kalian lalui bersama.


Benar juga, kataku.


Sejak memasuki tahun baru ini,
Aku mulai memilah dan memilih mana yang perlu aku pilih dan mana yang tidak.

Ternyata, yang aku pilih tidak ada.
Karena alasan terberatku, keluarga.

Walaupun aku harus mengubur egoku dalam-dalam untuk menjalin kasih, dengan orang yang cukup ku kagumi setelah aku berusaha keras untuk selalu meluruhkan rasaku pada teman baik ku di tulisan sebelumnya.


Aku rasa ada sesuatu yang masih perlu ku kejar untuk keluargaku.

Mungkin beberapa orang bisa melakukan hal itu dengan sekaligus, tapi aku belum bisa. 

Apa saja yang menjadi sudah, kadang susah untuk dilupakan atau diluapkan, namun terimakasih pernah ada. Dan, tanpa melalui hari kemarin tak akan ada hari ini. 

:)

#1

Hai

Sudah lama aku tidak menuliskan isi pikiranku di laman ini,
Sejak hujan bulan Juni tahun lalu rasanya.

Apa kabar? 
Semoga baik-baik saja, seperti saat aku terakhir bertemu kamu di festival kesenian yogyakarta saat itu. 

Setelah pikiranku mencari arah, bagaimana untuk menyelesaikan rasa ini dengan sepihak, bagaimana menyudahi apa yang selama ini belum menjadi sudah,
Akhirnya akan menjadi akhir.


Setelah perjalanan hampir lebih dari empat puluh delapan bulan,
Semoga ini menjadi akhir.

Akhir untuk mengakhiri perasaan temanmu ini, teman baik ku.

Rasa yang terus tumbuh, walaupun aku bersama oranglain. 
Jahat ya temanmu ini.

Hehe

Maaf, rasa yang ku pendam sangat dalam sudah seperti air putih yang terbiasa aku minum setelah aku bangun tidur,
Ya, rasanya sudah biasa.

Tapi, setelah bulan Juni tahun lalu sebelum aku menutup laman ini untuk konsumsi pribadi saja dan bertemu kamu aku beranjak dari pikiranku sendiri.

Seharusnya aku tak begini.
Seharusnya aku bisa memiliki rasa yang semestinya, dua arah.

Aku coba membiasakan diri untuk berani merangkai percakapan tidak penting, untuk membiasakan aku berteman dengan kamu.
Sungguh-sungguh menjadi teman, tanpa ada perasaan jatuh cinta di dalamnya.

Tuhan ku memang hebat, Tuhan ku tau aku akan meluruhkan segala perasaan tak terbalas ini.
Oleh karena itu, Tuhan mentakdirkan kamu untuk memiliki orang terkasih yang baru.

Memang, aku menangis saat kamu unggah fotonya di akun pribadi kamu.
Dan tentu saja, aku ucapkan selamat untuk kalian semoga saling memberi bahagia.

Sedangkan aku?
Masih sibuk meluruhkan rasa ini, yang selalu untuk kamu temanku.

Dan tahun ini adalah tahun pertama ku untuk tidak mengucapkan selamat ulang tahun ke kamu.
Selain karena ada kekasihmu karena aku tegas untuk meluruhkan rasa ini.

Temanku, aku rasa dia perempuan yang tepat untukmu.
Aku senang, walaupun sisi lain aku harus mundur beribu langkah untuk tidak merengek saat aku terjatuh atau kamu menelpon ku secara tiba-tiba untuk mengucapkan selamat atas pencapaianku.

Aku turut bahagia atas kebahagiaan kalian.
Jikalau aku mengenalnya, akan aku sampaikan suatu hal ; Hai mbak, kamu perempuan yang beruntung bisa bersama orang yang aku sayang sejak aku masih duduk di bangku sekolah. Dia orang yang hangat, baik, rajin ibadah, asik, loyal, pintar tidak hanya di bidang yang ia tekuni.. dan dia sosok laki-laki yang bertanggung jawab. 

Karena ketegasanku ini, bukan berarti kita tak akan lagi menjadi teman baik.
Mungkin saja kita akan menjadi teman yang lebih baik dari sebelumnya tanpa perasaan jatuh cinta yang aku miliki, sendiri.







Diberdayakan oleh Blogger.